Kamis, 09 Januari 2014

Hakekat Kajian Teori, Kerangka Pikir, dan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif

Pengertian teori penelitian Setelah masalah penelitian di rumuskan , maka langkah kedua setelah proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generaslisasihasil penelitian yang dapat di jadikan sebagai landasan teoris untuk pelaksanaan penelitian (sumadi suryabrata dalam sugiyono). Pengertian teori penelitian oleh para ahli: Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Seperti di katakan oleh neumen dalam sugiyono “ research use theory differentlyin various types of research, but some typeof theory is present in mist social research”. memanfaatkan teori penelitian differentlyin berbagai jenis penelitian, tetapi beberapa teori typeof hadir dalam penelitian sosial kabut Kerlinger dalam sugiyono mengemukakan bahwatheory is a set of interrelated construk (concept), definitions, and proposition, that present a sistematicview of phenomena by specifying relation among variables, with purpose of explaining and perdicting the phenomena. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep) definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik,melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. William wiersma dalamsugiyono , teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat di gunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. Cooper and schiendler dalam sugiyono mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konsep , definisi dan proporsi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat di gunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. hadi tono dalam sugiyono menyatakan bahwa suatu teori memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, meramalkan , dan menerangkan gejala yang ada. Mark dalam sugiyono mark 1963 dalam sugiyono membedakan ada 3 macam teori. Ketiga teori yang di maksud ini berhubungan data empiris. Dengan demikian dapat di bedakan antara lain: Teori yang deduktif : memeberi keterangan yang di mulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan di terangkan. Teori yang induktif : adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini di jumpai pada kaum behaviorist. Teori yang fungsional : disini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengeruhipembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data. Berdasarkan tiga pandangan ini dpaat di simpulkan bahwa teori dapat di pandang sebagai berikut: Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukuman ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkan suatu hubungan antara variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat di ramalkan sebelumnya. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang di peroleh secara empirisdalam suatu bidang tertentu. Disini orang mulai dari data yang di peroleh itu datang suatu konsep yang teoritis( induktif). Suatu teori juga dapat menunjukkan pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis. Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat di tarik kesimpulan bahwa, suatu teori adalah adalah konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini di peroleh melalui, jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat di uji kenbenarannya, bila tidak , dia bukan suatu teori. Teori semacam ini mempunyai dasar empiris. Suatu teori dapat memandang suatu gejala yang di hadapi dari sudut yang berbeda-beda., misalnya dapat dengan menerapkan, tetapi dapat pula dengan menganalisa dan menginterpretsi secara kritis.(habermas dalam sugiyono). Teori adalah alur logika atau penalaran , yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang di susun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), pengendalian (control) suatu gejala. Dalam bidang administrasi pendidikan hoy & miscel dalam sugiyono mengemikakan definisi teori sebagai berikut. “theory in administration, however have the same role as theory in physics, chemistry or biology; that is providing general explanation and guiding research”. Selanjutnya di definisikan bahwa teori adlah seperangkat konsep, asumsi dan generalisasi yang dapat di gunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam organisasi. Berdasarkan yang di kemukakan oleh hoy & miscel dalam sugiyono dapat di kemukakan disini bahwa : Teori itu berkenaan dengan konsep asumsi dan generalisasi yang logis Berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku yang memiliki keteraturan Sebagi stimulan dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan. Selanjutnya hoy dan miscel dalam sugiyono juga mengungkapkan bahwa komponen teori itu meliputi konsep dan asumsi. Konsep merupakan istilah yang bersifat abstrak dan bermakna generalisasi. Contoh konsep dalam administrasi adalah leadership (kepemimpinan), satisfaction (kepuasan), dan informal organization (organisasi informal). Asumsi merupakan pernyataan di terima kebenarannya tanpa pembuktian. Contoh asumsi dalam bidang administrasi pendidikan: Administrasi merupakan generalisasi tentang perilaku semua manusia dalam organisasi. Administrasi merupakan proses pengarahan dan pengendalian kehidupan dalam organisasi sosial. Tingkatan teori dan fokus penelitian Numan dalam sugiyono mengemukakan tingkatan teori menjadi tiga yaitu: micro, meso dan macro. Micro level theory : small, slice of time , space, or a number of people. The concept are usually not very abstract. Meso level theory : atempt to link macro and micro levels or to operate at an intermediate levels. Contoh teori organisasi dan gerakan sosial, atau komunitas tertentu. Macro level theory : concern the operation of larger aggregates such as social institutions, entire culture systems, and whole societies. It uses more consept that are abstarct Artinya: Teori tingkat mikro: kecil, sepotong waktu, ruang, atau sejumlah orang. Konsep biasanya tidak sangat abstrak. Meso teori tingkat: atempt untuk menghubungkan tingkat makro dan mikro atau untuk beroperasi pada tingkat menengah. Contoh Teori organisasi Dan Gerakan sosialnya, atau Komunitas tertentu. Makro tingkat teori: keprihatinan pengoperasian agregat lebih besar seperti lembaga sosial, seluruh sistem budaya, dan seluruh masyarakat. Menggunakan lebih consept yang abstarct Selanjutnya di jelaskan dalam (sugiyono: 83) bahwa fokus penelitian di bedakan menjadi tiga yaitu teori substantif, teori formal, dan midle range theory. Substantive theory is developed for a spesific are of social concern, such a deliquent gangs, strikes, diforce, or ras relation. Formal theory is developed for a broad conceptualare in general theory, suchas deviance, socialization, or power. Midle range theory are slightly more abstract than empirical generalization or specific hypotheses. Midle range theory is principally used in sosiology to guide empirical inquiry. Artinya: Teori substantif dikembangkan untuk spesifik adalah kepedulian sosial, seperti geng deliquent, pemogokan, diforce, atau hubungan ras. teori formal dikembangkan untuk conceptualare luas secara teori umum, suchas penyimpangan, sosialisasi, atau kekuasaan. teori kisaran Midle sedikit lebih abstrak dari generalisasi empirik atau hipotesis tertentu. Teori kisaran midle ini terutama digunakan dalam sosiologi untuk membimbing penyelidikan empiris. Teori yang akan di gunakan untuk perumusan hipotesis yang akan di uji melalui pengumpulan data adalah teori substantif, kaena teori ini lebih fokus berlaku untuk objek yang akan di teliti. Kegunaan Teori Dalam Penelitian Cooper and Schindler (2003), menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah: Kita perlu mempelajari teori mempersempit kisaran fakta. Teori menyarankan pendekatan penelitian yang memungkinkan untuk menghasilkan makna terbesar. Teori menyarankan sistem untuk penelitian untuk memaksakan data untuk mengklasifikasikan mereka dalam cara yang paling berarti. Teori merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan menyatakan keseragaman yang berada di luar pengamatan langsung Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lanjut yang harus ditemukan William Wiersma (1986) menyatakan bahwa "Pada dasarnya, teori membantu menyediakan kerangka kerja dengan melayani sebagai titik tolak untuk mengejar masalah penelitian. teori mengidentifikasi faktor-faktor penting. itu profides panduan untuk sistematisasi dan interrelating aspek farious penelitian. bagaimana pernah, selain menyediakan vies sistematis dari faktor-faktor yang diteliti, teori ini juga mungkin sangat baik mengidentifikasi kesenjangan, titik lemah, dan inkonsistensi yang menunjukkan perlunya penelitian tambahan. juga, pengembangan teori dapat menerangi jalan bagi penelitian lanjutan tentang fenomena bawah study.another fungsi teori adalah menyediakan satu atau lebih generalisasi yang dapat menguji dan digunakan dalam aplikasi praktis dan penelitian lebih lanjut" Gawin dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyatakan bahwa fungsi teori sebagai berikut...teori membantu peneliti untuk menganalisis data untuk membuat shorthhand summarization atau sinopsis data dan realations, dan menyarankan hal-hal baru untuk mencoba. Selanjutnya dinyatakan bahwa, ciri-ciri teori yang baik menurut Mouly adalah: Sistem teoritis harus mengizinkan pemotongan yang diuji secara empiris. Teori harus comatible baik dengan observasi dan dengan teori sebelumnya divalidasi teori harus dinyatakan dalam istilah yang sederhana, teori yang paling baik yang menjelaskan sebagian besar dalam bentuk yang paling sederhana. Teori-teori ilmiah harus didasarkan pada fakta-fakta empiris dan hubungan. Landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai. Pohon teori-teori sangat luas dan dapat disusun ke dalam pohon teori pendidikan. Teori-teori pendidikan dapat tersusun dalam bentuk pohon ilmu pendidikan. Akar dari ilmu pendidikan dikembangkan dari: ilmu-ilmu tingkah laku, biologi, fisiologi, psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi,. Selain itu juga dikembangkan dari pengalaman empiris praktik pendidikan sekolah dan luar sekolah. Cita-cita hidup, agama, hukum, konstitusi, sejarah dan adat istiadat juga digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu pendidikan. Selanjutnya, Redja Mudyahardjo, (2002) mengemukakan bahwa, sebuah teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep yang terpadu, menerangkan dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi atau titik tolak pemikiran pendidikan, dan ada pula yang berperan sebagai definisi atau keterangan yang menyatakan makna. Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi kedua yang kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta) adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif,. Selanjutnya fungsi teori yang ke tiga (kontrol) digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah. Dalam proses penelitian, dapat terlihat bahwa untuk dapat mengajukan hipotesis penelitian, maka peneliti harus membaca buku-buku dan hasil-hasil penelitian yang relevan, lengkap dan mutakhir. Membaca buku adalah prinsip berpikir deduksi dan membaca hasil penelitian adalah prinsip berpikir induksi. Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berpikir sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian. Deskripsi Teori Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan tiga variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Untuk menguasai teori, maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian, maka peneliti harus rajin membaca. Untuk dapat membaca dengan baik, maka peneliti harus mengetahui sumber-sumber bacaan. Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi, kelengkapan, dan kemutakhiran. Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan, maka akan semakin mutakhir teori. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan dengan apa yang akan diteliti dapat dilihat dari: permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis, dan kesimpulan. Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut: Tetapkan nama variabel yang akan diteliti, dan jumlah variabel. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah, laporan penelitian skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan, dan saran yang diberikan). Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca. Deskripsikan teori-teori yang telah di baca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan. Kerangka Berfikir Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) dalam sugiyono mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti di samping mengemukakah deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi variasi besaran variabel yang diteliti(Sapto Haryoko, 1999). Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk hubungan maupun komparasi. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berfikir. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yag menjadi objek permasalahan. Penjelasan teori penelitian: Menetapkan variabel yang diteliti Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berpikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap vaiabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan. Membaca buku dan hasil penelitian Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah laporan penelitian, journal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi. Deskripsi teori dan hasil penelitian Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian Pada tahap ini penelitian melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan objek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas. Sintesa kesimpulan Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan antar sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merupakan hipotesis. Kerangka berpikir Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka berfikir. Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif/hubungan maupun komparatif atau perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat menggunakan kalimat: jika begini maka akan begitu; Jika guru kompeten maka hasil belajar akan tinggi. Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir tersebut selanjutnya disusun hipotesi. Bila kerangka berfikir berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar. Uma Sekaran (1992) dalam sugiyono mengemukakan bahwa kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut: Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antara variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antara variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik). Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. Kerlinger (2000:30) mengatakan hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative), dan menghubungkan secara umum maupun khusus variabel yang satu dengan yang lain. Tentang hipotesis dan pernyataan yang baik, ada dua kriteria. Satu, hipotesis adalah pernyataan tentang relasi antara variabel-variabel. Kedua, hipotesis mengandung implikasi-implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan-hubungan yang dinyatakan itu. Maka, kriteria ini berarti bahwa pernyataan hipotesis mengandung dua variabel atau lebih yang dapat diukur (ditata), atau berkemungkinan untuki dapat diukur dan bahwa pernyataan hipotesis menunjuk secara jelas dan tegas cara variabel-variabel itu berhubungan. Dalam Azwar (2007:49), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, perumusan hipotesis sangat berbeda dari perumusan pertanyaan penelitian. Perumusan hipotesis yang benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut : Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan deklaratif (declarative statements), bukan kalimat pertanyaan. Hipotesis berisi pernyataan mengenai hubungan antara paling sedikit dua variabel. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis yang dapat diuji akan secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan antar variabel-variabel termaksud. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistik itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik. Data dikumpulkan dari populasi, kesimpulan berlaku untuk populasi. Gambar 1. Penelitian populasi, tidak ada hipotesis statistik. Pentingnya Hipotesis Kerlinger (2000:32-33) mengatakan hipotesis adalah alat yang penting dan mutlak perlu dalam penelitian ilmiah. Ada tiga alasan utama yang menopang pandangan ini. Pertama, hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis dapat dijabarkan dari teori dan dari hipotesis lain. Kedua, hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan betul dan salahnya. Fakta-fakta yang terisolasi tidaklah diuji dengan cara yang penulis nyatakan sebelum ini. Yang duji hanyalah relasi (hubungan). Karena hipotesis adalah proposisi relasional inilah kiranya yang merupakan alasan utama mengapa ia digunakan dalam telaah ilmiah. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat “keluar” dari dirinya sendiri. Sungguhpun disusun oleh manusia, hipotesis itu ada, dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan betul atau salahnya dengan cara yang terbebas dari nilai dan pendapat manusia. Tanpa hipotesis tidak akan pernah ada ilmu pengetahuan dalam arti yang sepenuh-penuhnya. Bentuk-bentuk hipotesis Bentuk-bentuk hipotesisi penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat ekspslanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga, yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan).pleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga, yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif/hubungan. Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif, hipotesis komparatif adalah jawaban sementara terhadap masalah komparatif, dan hipotesisi asosiatif adalah jawaban sementara terhadap masalah asosiatif/hubungan. Hipotesis deskriptif Hipotesisi deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Contoh: Rumusan masalah deskriptif Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK? Seberapa semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi negeri? Hipotesis Deskriptif Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan 6 jam/hari (Ho). Ini merupakan hipotesis nol, karena daya tahan berdiri karyawan lulusan SMK yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan dengan daya tahan yang ada pada populasi. (angka 6 jam/hari merupakan angka hasil pengamatan sementara) Hipotesis alternatifnya adalah: daya tahan karyawan toko lulusan SMK ≠ 600 jam. Hipotesis deskriptif Ho : µ = 6 jam/hari Ha : µ ≠ 6 jam/hari µ : adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada masalah ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh: Rumusan Masalah Komparatif Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X bila dibandingkan dengan pergutuan tinggi Y? Hipotesisi komparatif Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat dikemukakan tiga model hipotesis nol dan alternatif sebagai berikut: Hipotesis Nol: Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa Perguruan tinggi X dengan perguruan tinggi Y; atau terdapat persamaan prestasi belajar antara mahasiswa Perguruan Tinggi X dan Y, atau Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih besar atau sama dengan (≥) perguruan tinggi Y (“lebih besar atau sama dengan” = paling sedikit). Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan tinggi X lebih kecil atau sama dengan (≤) pergutuan tinggi Y (“lebih kecil atau sma dengan” = paling besar). Hipotesis Alternatif Ha : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan tinggi X lebih besar (atau lebih kecil) dari perguruan tinggi Y. Ha : prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih kecil daripada (<) perguruan tinggi Y Ha : prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih besar daripada (>) perguruan tinggi Y. Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho : µ_1 = µ_2 Ha : µ_1 ≠ µ_2 Ho : µ_1 ≥ µ_2 Ha : µ_1 < µ_2 Ho : µ_1 ≤ µ_2 Ha : µ_1 > µ_2 Hipotesis Asosiatif Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Rumusan masalah asosiatif Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah. Hipotesis penelitian Terdapat yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim sekolah. Hipotesis statistik Ho : ρ = 0, ------ 0 berarti tidak ada hubungan. Ha : ρ ≠ 0, ------ 0 “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan. ρ = nilai kolerasi dalam formulasi yang dihipotesiskan. Paradigma Penelitian, Rumusan masalah dan hipotesis Pada setiap paradigma penelitian minimal terdapat satu rumusan masalah penelitian, yaitu masalah deskriptif. Berikut ini contoh judul penelitian, paradigma, rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Judul penelitian Hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi belajar murid. (gayaa kepemimpinan adalah variabel independen (X) dan prestasi kerja adalah variabel dependen Y. Paradigma Penelitian, adalah: Rumusan Masalah Seberapa baik gaya kepemimpinan Kepala Seolah yang ditampilkan? (bagaimana X?) Seberapa baik prestasi belajar siswa? (bagaimana Y) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dengan prestasi belajar siswa? (adakah hubungan antara X dan Y?). butuir ini merupakan rumusan masalah asosiatif. Bila sampel penelitiannya golongan guru golongan III dan IV, maka rumusan masalah komparatifnya adalah: Adakah perbedaan persepsi antara guru golongan III, dan IV tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah? Adakah perbedaan persepsi antara guru Gol III, dan IV, tentang prestasi belajar murid. Rumusan Hipotesis Penelitian Gaya kepemimpinan yang ditampilkan Kepala Sekolah (X) ditampilkan kurang baik, dan nilainya paling tinggi 60% dari kriteria yang diharapkan. Prestasi belajar murid (Y) kurang memuaskan, dan nilainya paling tinggi 65. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dengan prestasi belajar murid, artinya makin baik kepemimpinan kepala sekolah, maka akan semakin baik prestasi belajar murid. Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara gol I, II, dan III. Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara guru Gol III dan IV. Karakteristik Hipotesis yang Baik Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. (Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan) Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode ilmiah. Daftar Pertanyaan : Dalam penelitian kan harus ada dasar teori yang kuat, apakah bisa dikatakan suatu penelitian apabila tidak punya dasar teori yang kuat? Bagaimana jika seorang peneliti mengambil teori dari luar negeri tetapi tidak cocok diterapkan di dalam negeri? Kapan seorang peneliti menggunakan hipotesis deskriptif, komparatif, atau asosiatif? Mengapa penelitian yang bersifat deskriptif dan eksploratif sering tidak merumuskan hipotesis? Mengapa di setiap penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif perlu dirumuskan hipotesis? Kapan peneliti menggunakan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik? Bagaimana cara peneliti agar mendapatkan suatu hipotesis? Bagaimana jika suatu teori mempunyai fungsi menjelaskan dan meramalkan tetapi tidak mempunyai fungsi pengendalian? Apakah masih bisa disebut suatu teori? ppt klik disini

0 komentar :

Posting Komentar

berikan komentar yang pantas

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.